Home Roda Niaga Trans Jawa Jadi Harapan Utama Tekan Biaya Logistik

Trans Jawa Jadi Harapan Utama Tekan Biaya Logistik

190
0
Arus Mudik Lebaran - Tol Cipali www.otoniaga.com

Jakarta – Sejumlah kalangan dan pengamat transportasi logistik menyebut penekanan biaya logistik hingga 15-17% dari Produk Domestik Bruto (PDB) belum akan bisa tercapai dalam waktu dua atau tiga tahun. Namun, realisasi pembangunan jalan tol antara terutama di Jawa bisa memangkas biaya yang ada saat ini.

“Kalau tahun lalu ditargetkan biaya logistik 19% (dari PDB) ternyata masih belum (terealisasi) karena sat ini masih 26%. Tetapi kalau infrastruktur seperti trans Jawa sudah terealisasi semakin banyak, apalagi rampung biaya akan bisa ditekan. Sebab, 80-85% angkutan logistik di Jawa menggunakan jalur darat (jalan). Ini kalau kita bicara Jawa khususnya dan Indonesia secara umum,” tutur pengamat ekonomi transportasi, Adian Budi Purnama dalam surat elektroniknya kepada Otoniaga, Sabtu (15/10).

Menurutnya, penurunan biaya logistik tidak hanya tidak hanya ditentukan oleh jalan darat saja, tetapi juga jalur laut (tol laut), dan ongkos lainnya. Diantara biaya itu adalah, biaya gudang, biaya Regulated Agent (RA).

“Faktor lain yang juga menentukan biaya logistik ini adalah regulasi kementerian. Bahkan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh adalah biaya tak terduga di lapangan atau di jalan karena regulasi yang berbeda antara satu dengan daerah lainnya,” tutur Adian.

Padahal, lanjutnya, hitung-hitungan yang ideal untuk biaya logistik di negara kepulauan seperti Indonesia berada di 15-17%. Namun, besaran itu masih terasa sulit untuk diwujudkan. “Karena kita juga harus bicara soal tol laut, soal moda transportasi logistik lain, biaya gudang, biaya RA, dan penekanan ekonomi biaya tinggi di jalan dan sebagainya. Jalur laut di Jawa saat ini masih belum se-miring jalur darat,” paparnya.

Pernyataan ini diamini Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Masita. Kepada Otoniaga mengatakan, saat ini jalur logistik melalui laut di Jawa justru mahal. Jalur tol laut di wilayah ini tidak berjalan seperti yang diharapkan.

“Yang kita sesalkan moda laut di Jawa makin terpuruk. Sekarang paling mahal kirim barang pakai jalur laut dari Jakarta ke Surabaya. Tol laut di Jawa tidak jalan, kalah dengan armada truk,” paparnya beberapa waktu lalu.

Zaldy mengatakan, kendati angkutan darat truk masih menghadapi persoalan infrastruktur jalan maupun masalah non teknis yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi, namun masih lebih kompetitif ketimbang jalur laut. Bahkan, angkutan truk lebih murah ketimbang angkutan kereta sekalipun. “Selisihnya (lebih murah) Rp 2 juta (moda truk) dibanding kereta,” jelas dia.

Adapun Adian berpendapat, dalam kondisi seperti sekarang solusi yang paling realistis dan ada di depan mata adalah menggenjot realisasi jalan tol trans Jawa. “Sebab, dengan perbandingan jalur laut dan kereta, ternyata jalur darat (trucking) masih jadi andalan, maka jalan tol ini harapan utama. Apalagi pemerintah sudah sering mengatakan, sebagian dari dana dari tax amnesty akan dialokasikan sebagai dana pembiayaan infrastruktur. Jadi, segera wujudkan,” ucapnya.

Sebelumnya, Jumat (14/10) kemarin, Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto, mengatakan pihaknya kini tengah mengebut konstruksi tiga ruas tol Trans Jawa yaitu Pejagan—Pemalang, Pemalang—Batang dan Batang—Semarang.

Dia menyebut, adanya mekanisme dana talangan lahan telah membantu proses pengadaan lahan berjalan lebih cepat. Hampir setiap pekan Waskita Toll Road melakukan pembayaran lahan.

“Seperti kemarin seksi 5 Batang—Semarang sekali bayar Rp 460 miliar,” kata dia.
Seperti diketahui, dalam proses pembangunan jalan tol trans Jawa ini Waskita Toll Road memiliki empat ruas tol yakni mulai dari Kanci—Pejagan, Pejagan—Pemalang, Pemalang— Batang, serta Batang-Semarang.

Penggarapan proyek itu menggunakan mekanisme turn key project, yakni pihak kontraktor menalagi terlebih dahulu biaya konstruksi. Saat ini dari empat ruas tol yang dimilikinya, yang telah beroperasi baru ruas Kanci—Pejagan, dan Pejagan— Pemalang Seksi I dan II.

Sedangkan ruas lainnya masih dalam tahap pengadaan lahan dan konstruksi. Tahap inilah yang kini tengah diupayakan untuk dipercepat. (Ara/Ktb)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here