Home Kendaraan Niaga Bus Banyak Masalah Pada Transportasi Darat, Butuh Penegakan Hukum

Banyak Masalah Pada Transportasi Darat, Butuh Penegakan Hukum

494
0
PO SAN Jelajah Sumatera
Bus PO SAN jelajah Sumatera

OTONIAGA.com – Belum lama ini PerpalZ TV melakukan perjalanan dari Jakarta, Lampung hingga Medan dalam #PerpalZGoestoSumatra. Pada perjalanan tersebut, tercatat sejumlah permasalahan yang ditemui di lapangan.

Persoalan paling penting seperti penegakan hukum atau law enforcement dari pemerintah. Hal ini dikarenakan menyangkut kelangsungan bisnis para pengusaha otobus (PO) di Sumatra. Pengusaha PO butuh keadilan dalam berbisnis.

“Ada beberapa persoalan yang menonjol selama tiga minggu perjalanan kami dimana kami juga mengunjungi sejumlah PO bus yang ada di Sumatra. Misalnya kondisi infrastruktur jalan yang rusak, keterbatasan bahan bakar solar, dahan pohon dan kabel listrik atau telpon yang terlalu rendah sehingga ‘nyangkut’ di atap bus, mobil plat hitam yang mengangkut penumpang umum, hingga kesiapan daerah dalam mengembangkan pariwisatanya. Namun persoalan yang terbesar adalah penegakan hukum untuk transportasi darat,” kata Kurnia Lesani Adnan (Sani), Host PerpalZ TV yang memimpin perjalanan #PerpalZGoestoSumatra ini, di Jakarta, Kamis (8/4).

Sani mengatakan bahwa penegakan hukum di transportasi darat sangat perlu ditegakkan. Pasalnya di lapangan tidak sedikit mobil berplat hitam yang mengangkut penumpang umum. Selain itu, banyak juga bus daerah lain yang beroperasi di wilayah-wilayah Sumatra.

“Kalau kita lihat di terminal-terminal, banyak beroperasi bus berplat dari provinsi yang bukan dari Sumatra misalnya bus dari Jawa. Bus-bus itu melayani trayek di Sumatra, bukan trayek di tempat asalnya,” kata Sani.

Selain itu ada juga perusahaan-perusahaan otobus yang sudah lama tidak terdengar, tiba-tiba muncul lagi dengan armada yang kondisi dan plat daerahnya beragam. Walaupun pemerintah melarang masyarakat melakukan pergerakan, orang tetap bergerak dengan menggunakan angkutan lain yakni mobil plat hitam.  Masyarakat menggunakan plat hitam agar tidak dirazia petugas.

“Kondisi seperti ini mengancam kelangsungan bisnis angkutan bus.  PO yang diketahui sudah lama tidak aktif, tiba-tiba menggunakan bus dari Jawa untuk beroperasi di Sumatra. Lalu muncul lagi layanan travel yang menggunakan mobil MPV,” jelas Sani.

Masalah lain yang ditemui adalah infrastruktur jalan yang rusak, seperti jalan nasional Medan-Siantar-Parapat, padahal pariwisata di Parapat Sumatra Utara ini sangat bagus, begitu juga jalan dari Bangko Jambi ke Padang. Jalan rusak juga terjadi di jalan tol yang baru berumur satu tahun. Jalan yang terbuat dari beton itu terlihat pecah dan patah, seperti di jalan tol di Mesuji perbatasan Lampung menuju Sumatera Selatan. Keterbatasan bio solar terjadi di sejumlah daerah seperti di SPBU rest area tol Lampung, di sejumlah SPBU arah ke Padang. Soal kabel listik/telpon dan pohon yang terlalu rendah sehingga ‘nyangkut’ di atap bus dan menyebabkan kabel putus juga terjadi di hampir setiap daerah yang dilalui, mulai dari Lampung sampai Medan.

Semua persoalan yang ditemukan di lapangan ini akan bisa diselesaikan apabila semua pemangku kepentingan duduk bersama. Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Daerah, Kepolisian, dan semua pihak terkait menyelesaikan semua masalah ini bersama tanpa ada yang saling tunjuk.

Direktur Utama PT Digital Oto Media (pemilik PerpalZ TV) Kurnia Lesari Adnan atau yang biasa disapa Sari mengatakan, road show yang dilakukan PerpalZ TV disambut baik oleh pemerintah daerah dan  para pengusaha bus yang ada di Sumatra. Bahkan, menurut Sari, di beberapa tempat mereka disambut oleh Walikota atau Bupatinya langsung, dan disuguhi tari-tarian lokal seperti di Padang Panjang, Padang.

“Mereka senang karena apa yang mereka miliki bisa tereksplor dan terekspos secara luas. Para pengusaha juga bisa bertemu langsung dengan perwakilan dari PT ExxonMobil Lubricants Indonesia selaku produsen oli mobil (Mobil Delvac). Kedua pihak bisa saling melakukan penjajakan bisnis lebih jauh,” jelas Sari.

Sari juga mengatakan sangat berbangga hati karena subscriber PerpalZ TV saat ini sudah  meningkat menjadi 66.000 dalam waktu yang cukup singkat. Yang lebih membanggakan, hasil liputan PerpalZ TV ini dijadikan sumber bagi kepentingan pemberitaan, bahan studi,  bahan masukan bagi pemangku kepentingan, dan sebagainya.

Dari hasil perjalanannya, Sari mengevaluasi bahwa bisnis PO bus sudah mulai diserahkan kepada generasi muda sebagai penerus. “Bisnis layanan bus memang merupakan bisnis keluarga, dan sekarang sudah diturunkan ke generasi ke dua. Meski dijalankan oleh keluarga, bisnis layanan bus harus dikelola secara profesional,” tegas Sari.

Profesionalisme harus dijalankan karena bisnis bus menyangkut pelayanan. Perjalanan yang ditempuh cukup lama, bisa lebih dari 24 jam, membuat kualitas pelayanan sangat penting. “Hanya dengan profesionalisme, pelayanan akan baik. Dan konsumen pun akan loyal. Dengan feeling yang sudah tumbuh dari keluarga, membuat bisnis layanan bus bisa berkembang maju,” tegas Sari.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here